Selasa, 20 Oktober 2015

Tips Cerdas Melunasi Pembayaran Rumah


Dalam membeli rumah, ada beberapa jenis pembiayaan yang dapat Anda pilih: tunai (hard cash), tunai bertahap (installment), dan mencicil menggunakan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR). Lantas, cara apa yang terbaik digunakan untuk membeli rumah?
Jika selisih suku bunga dengan deposito tinggi, lebih dari 5% (misalnya bunga deposito 10% dan suku bunga KPR 17%), sebaiknya Anda membeli properti secara hard cash.
Membeli rumah dengan cara tunai memang paling ideal. Namun harga properti yang semakin tinggi membuat tak semua orang bisa melakukannya.
Saat selisih suku bunga deposito dengan KPR antara 3% – 5% (misalnya bunga deposito 10% dan suku bunga KPR 14%), belilah dengan soft cash. Jika Anda memiliki kemampuan mencicil yang kuat, pilihlah cicilan rumah dengan fasilitasinstallment alias mencicil kepada developer. Cara ini banyak dipilih, karena cicilan Anda tak akan terpengaruh fluktuasi bunga bank.
Pilihan pembiayaan lain yang bisa dilakukan adalah membayar uang muka besar dengan kredit KPR kecil.
Bila selisih bunga deposito dengan KPR kecil, yakni kurang dari 3% (misalnya bunga deposito 10% sementara suku bunga KPR 12%), belilah properti secara kredit dengan tenor selama mungkin (15 – 20 tahun).
Memilih Cicilan Rumah
Dilihat dari masa tenornya, kredit pemilikan rumah (KPR) terbagi menjadi dua: jangka pendek (short term) dan jangka panjang (long term). Memilih jangka waktu cicilan pun ada triknya. Jika selisih suku bunga dengan deposito tinggi (lebih dari 5%), lebih baik mencicil properti dengan short term atau di bawah lima tahun.
Tetapi jika selisih suku bunga deposito dengan KPR antara 3% – 5 %, belilah dengan mencicil dalam jangka waktu menengah (mid term), yakni antara 5 – 10 tahun. Sementara itu, jika selisih bunga deposito dengan suku bunga KPR kecil (kurang dari 3%), belilah properti secara kredit dengan tenor di atas 10 tahun.
Saat tren suku bunga meningkat, gunakan kredit properti dengan suku bunga tetap (fixed rate) yang biasanya ditawarkan bank untuk beberapa tahun pertama. Jadi, saat suku bunga KPR terus melambung, cicilan Anda tak terkena dampaknya.
Sebaliknya jika tren suku bunga menurun, sebaiknya pergunakan suku bunga mengambang atau floating rate. Dengan demikian, Anda bisa memeroleh suku bunga yang lebih rendah, setelah kondisi ekonomi membaik.

Sumber  : Rumah.com

0 comments:

Posting Komentar